Dilema Corona

Dilema Corona

Dilema Corona
Kamis, 03 Juni 2021

Sejak Desember 2019, menjadi hal yang sangat menakutkan ketika kita mendengar virus corona atau covid-19. Banyak terjadi lonjakan berita kematian akibat dari virus ini, tidak hanya di Indonesia tapi juga di seluruh belahan dunia.


Tidak ingin ambil resiko yang dapat membahayakan masyarakat, maka Pemerintah mengeluarkan peraturan agar Work From Home (WFH) tak terkecuali dunia pendidikan. Sekolah-sekolah wajib mengadakan Pembelajaran Jarak Jauh berbasis Daring dan Luring.


Belajar Daring artinya belajar dalam jaringan atau kegiatan belajar mengajar yang dilakukan melalui fasilitas internet. Sedangkan belajar cara Luring adalah kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan fasilitas internet dan dapat menggunakan modul sebagai sarananya.


PJJ Daring dan Luring yang diharapkan dapat menjadi solusi terbaik dalam mengatasi kegalauan dalam proses belajar mengajar di situasi pandemi ini ternyata bukanlah solusi terbaik, karena kenyataannya terdapat beberapa orang peserta didik yang lebih memilih bekerja dan berhenti sekolah. 


Bermacam-macam alasan mereka tidak mengerjakan tugas, seperti tidak punya quota, hp keriset hingga hilang beberapa data, gak ada sinyal, dll. Namun kenyataannya, hp mereka selalu online dan eksis status di sosmed. Waktu malam hari digunakan main hp, pagi atau siang waktu belajar mereka tertidur lelap.


Banyak juga keluhan orang tua tentang anak-anak mereka; pulsa dan quota diisi terus tapi habis terpakai main game, sedangkan ketika belajar mereka kehabisan quota. 


Akhirnya... angin segar itu pun datang, berdasarkan SKB 4 Menteri (Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan & Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri) Nomor 03/KB/2021, 384 tahun 2021, HK.01./MENKES/4242/2021, 440-717 tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid - 19 dengan Tatap Muka Terbatas, merupakan langkah awal bagi para pendidik dan juga peserta didik akhirnya bisa belajar secara tatap muka. 


Setelah hampir dua tahun melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) lewat Pembelajaran Daring dam Luring. Akhirnya, mulai tanggal 15 April 2021 sekolah-sekolah diperbolehkan mengadakan PTM Terbatas dengan tetap mematuhi protokol kesehatan 5M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menghindari kerumunan, dan Mengurangi mobilitas).


Namun, apakah antusias peserta didik semua menyambut gembira? Tentu saja tidak. Banyak diantara mereka yang sudah terlena dengan keaadaan, santai di rumah, dan yang sudah bekerja merasa menikmati pekerjaannya. 


Di sinilah pentingnya kita bahu membahu saling peduli satu sama lain selamatkan generasi bangsa dari kejamnya mafia kehidupan. Kalau memang corona itu ada, memang sangat menjadi dilema. Karena tidak terlihatnya virus tersebut secara kasat mata, sehingga kita tau di mana dia menempel dan berada sehingga riskan untuk keluar rumah. Kita tidak pernah tau bagai mana kesehatan lawan bicara kita atau orang di sekitar kita. 


Seandainya terjalin kerja sama yang epik antara semua pihak, maka kita pasti dapat keluar bersama dari situasi seperti ini secara sehat wal-afiat. Guru membimbing dan memfasilitasi peserta didik dalam belajar dan mengajar, orang tua/wali mengawasi dan melakukan pendampingan, peserta didik taat dan disiplin, maka seperti apa pun sistem belajarnya pasti berjalan baik dan lancar.


Jika semua orang asik sendiri dengan kegiatannya tanpa perduli pada sekitar, maka keberhasilan pendidikan hanyalah sebuah keniscayaan. 


Mari bangkit bersama!

Sehat buat semua!

Jangan jadikan Corona sebagai senjata untuk beralibi mengenai ketertinggalan kita. Baik buruknya tergantung usaha kita. Seperti Firman Allah Swt. Dalam QS. Ar-ra'd ayat 11 yang artinya: .... "Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum jika kaum itu sendiri tidak berusaha merubah dirinya..."

Dilema Corona
4/ 5
Oleh