Kehangatan yang Kian Memudar

Kehangatan yang Kian Memudar

Kehangatan yang Kian Memudar
Rabu, 28 Juli 2021


Sinar mentari pagi indah memancar di balik pohon rindang diujung desa, hamparan hijau pesawahan menambah indah aroma sebuah kampung halaman tempat aku dilahirkan dan dibesarkan. 

Bak memandang sebuah lukisan, pikiranku jauh menerawang mengingat masa-masa indah penuh kehangatan. 

Seandainya orang tua kami masih ada, pasti keindahan ini begitu terasa sempurna. Dulu, kita sering pergi ke sawah dan ke kebun bersama hanya sekedar menikmati alam melepas lelah dari segala kepenatan yang ada. Kami begitu hangat, menikmati makanan yang disajikan ibu sebagai bekal, ada ikan asin, nasi timbel, telor dadar, lalapan, dan sambel. 

Setelah ayah dan ibu tiada, aku dan kakak hampir tak pernah lagi pergi ke kebun dan ke sawah, terlebih lagi dengan kesibukan masing-masing kami pun menjadi jarang bertemu. Hanya kakakku yang nomor 3 yang rajin mengurus kebun dan sawah itu.

Jangankan dengan keluargaku yang lain, dengan suami dan anak pun untuk saat ini terasa sibuk dan asik dengan dunianya masing-masing. Selama pandemi Covid-19 kami seisi rumah meski hanya bertiga (aku, suamiku, dan anakku yang satu) lebih banyak menghabiskan waktu di depan laptop dan hp. Terlebih aku dengan setumpuk tugas administrasi guru, dan mempersiapkan media pembelajaran Daring untuk peserta didikku.

Dua tahun kita merasa terkurung, si Covid membuat kita merasa terkungkung. Sebelum pandemi itu tiba, jika hari libur tiba ... kami bertiga sering pergi ke luar rumah hanya sekedar ingin makan bersama menikmati suasana di luaran sana. 

Momen yang paling ditunggu itu ketika kami mampir di tengah perjalanan untuk singgah di sebuah rumah makan. Menu yang selalu membuat aku kangen itu es kelapa muda sirup pandan terasa segar pelipur lara ketika lelah di perjalanan, gulai ikan, ikan nila goreng sambel matah, urab, pecel, taklupa sambal goreng sebagai penyedap rasa membuat hidangan semakin nikmat, dan taklupa juga pepaya buah kesukaan kami bertiga. Eeeeee... jangan lupa kerupuk kesukaan suami dan anakku, karena mereka tak akan makan tanpa kehadiran si kriuk-kriuk.

Hmmmmmm ... entah kapan aku bisa menikmatinya lagi, suasana hangat menikmati alam sambil menyantap sebuah hidangan. 

Sungguh bukan makanannya yang kurindukan, namun kehangatan itu yang kian memudar. Di rumah dengan rutinitas yang sama begitu terasa bosan dan menjenuhkan. 

Oh Tuhanku Yang Maha Pengasih Maha Penyayang ... kembalikan kenikmatan dan kehangatan itu, jangan biarkan kami larut dalam rasa yang kalut.


#salam pena ilalang
Iis Yuliati
Cipanas-Lebak, 29 Juli 2021


Kehangatan yang Kian Memudar
4/ 5
Oleh
Open Comments
Close comment

20 komentar

  1. Semoga pandemi segera berlalu hibgga kita dapat merasakan kehangatan kelyargasaat berlibur bersama walo hanya sekedar makan bersama di luar sambil menikmati senja... Kangen saat-saat itu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin.. iya bu, kangen banget .. jenuh di rumah aja🌹

      Hapus
  2. Gercepnya mantaaap, menulis berdasarkan gambar dalam sekejap..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lagi nyantai ambu .. tadi sambil nunggu waktu mandi😁

      Hapus
  3. Semoga pandemi lekas berlalu agar cerita-cerita seru sebuah perjalanan hidup tidak lagi sekadar angin lalu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin.. jika pandemi berlalu pasti hati takakan lagi pilu dan terasa kelu🤭

      Hapus
  4. Suasana yg sangat kita rindukan. Kita semua sudah bosan dengan keadaan ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul bun... bosan banget, semoga cepat berlalu

      Hapus
  5. Benar Bu Iis, saya juga merindukan hal itu. Saat melepas kejenuhan, biasanya kita makan di luar. Di rumah makan langganan kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rindu ngebolang mencicipi setiap hidangan di rumah makan😁🤭

      Hapus
  6. Wahhh.. Udah jadi tantangannya.
    Nikmat banget emang ya Bun, menikmati kuliner Indonesia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul pak... sambil keliling itu tidak hanya memanjakan mata dan menggembirakan hati tapi juga memanjakan lidah dan perut😁😁🤭

      Hapus
  7. Kemesraan ini, janganlah cepat berlalu

    BalasHapus
  8. Masa pandemi memang membatasi banyak hal termasuk wisata kuliner. Semoga semua segera berlalu.

    BalasHapus
  9. Kita semua merasakan hal yang sama ya bu...

    Semoga Allah selalu meridoi kita semua dalam keberkahan dan kesehatan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin ya Robbal'aalamiin.. salam sehat Bu Pipit🌹🌹

      Hapus
  10. Bunda Iis hampir sama dgn keluargaku ternyata seperti itu. Termasuk krupuk harus ada biar rame waktu makannya. Kriuk kriuk ...

    BalasHapus
  11. Benar juga nih, pengen juga jalan-jalan untuk wisata kuliner, tapi kapan? Kita semua merindukan pandemi ini cepat berlalu.

    BalasHapus