SMPN 1 Cipanas-Lebak dan Kurikulum Prototype

SMPN 1 Cipanas-Lebak dan Kurikulum Prototype

SMPN 1 Cipanas-Lebak dan Kurikulum Prototype
Sabtu, 05 Februari 2022

Kurikulum prototype merupakan kurikulum pilihan alias opsi yang dapat diterapkan oleh setiap satuan pendidikan mulai Tahun Pelajaran  2022/2023. Kurikulum prototype ini juga sebagai kelanjutan pengembangan kurikulum sebelumnya yaitu kurtilas/K13. Kurikulum prototype akan diberlakukan dan diuji coba mulai tahun 2022 hingga 2024. Sehingga hasil dari pelaksanaannya akan dievaluasi pada tahun 2024. Oleh karena itu, mulai tahun pelajaran 2022/2023 setiap satuan pendidikan diberikan beberapa pilihan kurikulum untuk diterapkan di sekolahnya sebelum kurikulum prototype diberlakukan menjadi kurikulum nasional.


Kurikulum prototype juga dikenal dengan sebutan Kurikulum Paradigma Baru yang pada saat ini baru  akan diberlakukan secara terbatas dan bertahap melalui program sekolah penggerak. Implementasi Kurikulum Paradigma Baru pada sekolah penggerak ini berdasarkan SK Badan Penelitian Pengembangan dan Perbukuan Nomor 028/H/KU/2021 dan 029/H/KU/2021 tentang penerapan Capaian Pembelajaran pada Sekolah Penggerak SD, SMP, SMA, dan SMK., namun pada akhirnya akan diterapkan pada setiap satuan pendidikan yang ada di Indonesia. 


Dalam hal ini, setelah menjadi sekolah model dan sekolah rujukan, SMPN 1 Cipanas-Lebak terpilih dan diberi kepercayaan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak menjadi salah satu dari 15 sekolah yang terpilih dan ditunjuk menjadi sekolah penggerak di Kabupaten Lebak-Banten.  Oleh karena itu sebelum diterapkannya kurikulum tersebut pada tahun pelajaran mendatang, mari kita mengenal beberapa hal baru yang ada dalam Kurikulum Paradigma Baru, diantaranya:

1. Struktur Kurikulum Profil Pelajar Pancasila (PPP) menjadi acuan dalam pengembangan Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian, atau Struktur Kurikulum, Capaian Pembelajaran (CP), Prinsip Pembelajaran, dan Asesmen Pembelajaran. 

2. Jika pada K13 kita mengenal istilah KI dan KD yaitu kompetensi yang harus dicapai oleh siswa setelah melalui proses pembelajaran, maka pada Kurikulum Paradigma Baru kita akan mengenal istilah baru yaitu Capaian Pembelajaran (CP) yang merupakan rangkaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai satu kesatuan proses yang berkelanjutan sehingga membangun kompetensi yang utuh. Oleh karena itu, setiap asesmen pembelajaran yang akan dikembangkan oleh guru harus mengacu pada capaian pembelajaran yang telah ditetapkan.

3. Pada jumlah jam pelajaran, Kurikulum Paradigma Baru tidak menetapkan jumlah jam pelajaran perminggu seperti yang selama ini berlaku pada K13, akan tetapi jumlah jam pelajaran pada Kurikulum Paradigma Baru ditetapkan pertahun. Sehingga setiap satuan pendidikan memiliki kemudahan untuk mengatur pelaksanaan kegiatan pembelajarannya. Maka, suatu mata pelajaran bisa saja tidak diajarkan pada semester ganjil namun akan diajarkan pada semester genap atau dapat juga sebaliknya, sepanjang jam pelajaran pertahunnya terpenuhi.

4. Pembelajaran kolaboratif, setiap mata pelajaran bisa berkolaborasi dengan mata pelajaran yang lain. Misal (di SMP) mata pelajaran IPA dengan B.Indonesia, atau dengan IPS terdapat penilaian proyek yang sama maka lakukanlah kolaborasi antara mata pelajaran tersebut. Sehingga peserta didik mengerjakan satu proyek untuk penilaian pada beberapa mata pelajaran tersebut.

5. Pelajaran TIK diberlakukan kembali.

6. Dll.


Dalam penerapannya, kurikulum prototype bertujuan untuk memberi ruang yang lebih luas bagi pengembangan karakter dan kompetensi dasar peserta didik.


Jadi, jika kita ingin berhasil dalam pelaksanaan Kurikulum Paradigma Baru, maka harus dimulai dari perubahan Paradigma pada guru-gurunya. Jangan terjebak oleh pola pikir lama. Karena suatu perubahan akan berjalan dengan baik dan berhasil jika kita menerima dengan tangan terbuka dan berlapang dada, serta siap menjadi bagian dari perubahan tersebut.


Sebetulnya, secara tidak disadari di SMPN 1 Cipanas pun sudah menerapkan beberapa hal seperti yang diharapkan dalam kurikulum prototype. Misal dalam hal belajar secara kolaboratif. Dilakukan penilaian proyek secara kolaboratif. Contoh penilaian proyek pada mata pelajaran PAIB materi mengkonsumsi makanan halal dan bergizi, berkolaborasi dengan penilain proyek mata pelajaran Prakarya pada materi pengolahan sayuran menjadi bahan pangan yang menyehatkan. Jadi, peserta didik membuat satu proyek untuk dinilai kedua mata pelajaran. Dll.


Di SMPN 1 Cipanas juga sudah melakukan pembiasaan pembentukan karakter pelajar pancasila, salah satunya dengan rutinitas melakukan upacara bendera setiap hari senin, menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum dimulainya pembelajaran pada jam pertama, juga penguatan pembelajaran dalam mata pelajaran PPKn, PAIB, dan IPS. Serta membiasakan peserta didik untuk saling menghargai dan menghormati satu sama lain serta bekerjasama, toleransi, dan saling tolong menolong. 


Untuk kegiatan religius yang berhubungan dengan sila pertama Pancasila, SMPN 1 Cipanas juga sudah menerapkan pembiasaan Jum'at Taqwa yakni pengajian yang dilakukan oleh peserta didik yang dilakukan secara bergantian setiap kelasnya. Kemudian pembacaan surat-surat pendek dalam Al-Qur'an pada juz 30 sebelum memulai KBM pada jam pertama. Selain itu, peserta didik juga dibiasakan melakukan shalat sunah duha dan dzuhur berjamaah. 


Intinya, sebuah pembelajaran tidak melulu harus disampaikan di dalam ruang kelas, contoh mata pelajaran IPA bisa mengajak peserta didik ke alam terbuka meneliti tanaman,dsb. Mata pelajaran Matematika membawa peserta didik belajar di alam terbuka meneliti volume lingkaran pada batang pohon, dsb. Bahasa Indonesia mengajak peserta didik membacakan puisi dengan berlatar belakang pesawahan atau alam, dsb. Begitu juga untuk mata pelajaran yang lainnya. Jadi, guru dapat membawa peserta didik belajar di mana saja yang membuat mereka merasa nyaman dan gembira serta membuat peserta didik memiliki pengalaman langsung sehingga mereka akan lebih mengingatnya tidak hanya sekedar pemahaman materi saja.


Sejatinya, seorang peserta didik tidak membutuhkan guru yang sempurna, tapi membutuhkan guru yang bahagia. Sehingga mereka akan merasa senang dan rindu datang ke sekolah untuk belajar. Sebagai guru pun, mengajar dan bekerjalah dengan sepenuh hati karena peserta didik sudah mempercayaimu sebagai seseorang yang berilmu tinggi.




Lillah... Bismillah... kita pasti bisa💪🌻💪


Sabtu, 5 Februari 2022

Cipanas-Lebak

Iis Yuliati




SMPN 1 Cipanas-Lebak dan Kurikulum Prototype
4/ 5
Oleh