Menjaga Tatakrama, Sopan Santun, dan Rasa Malu

Menjaga Tatakrama, Sopan Santun, dan Rasa Malu

Menjaga Tatakrama, Sopan Santun, dan Rasa Malu
Kamis, 09 September 2021

1.        Tata Krama.

Tata Krama adalah etika atau aturan yang merupakan norma-norma dalam pergaulan, berkaitan dengan kebiasaan dalam bertindak maupun bertutur kata yang berlaku atau disepakati dalam lingkungan pergaulan antar manusia. Norma-norma dalam pergaulan ini menjadi penting untuk dipahami agar terjalin hubungan yang baik dan harmonis dalam lingkungan pergaulan.

Tata Krama mengandung nilai-nilai yang berlaku khusus pada daerah tertentu. Oleh karena itu, sangat mungkin tata karma satu daerah akan berbeda dengan daerah lain. Meskipun demikian, maksud dan tujuan adanya tata karma semuanya dalam rangka mewujudkan hubungan yang harmonis dan rasa tenteram di dalam kehidupan bermasyarakat.

Melalui tata krama, diharapkan seluruh masyarakat akan merasa nyaman. Orang yang lebih muda menghargai yang lebih tua, dan demikian sebaliknya orang yang lebih tua dapat menyayangi dan mengayomi yang lebih muda. sikap saling menghormati, menghargai dan menyayangi akan tercermin dalam perilaku, penampilan, perkataan, serta perbuatan dalam kehidupan sehari-hari.

Rasulullah saw bersabda: "Ibnu Sarh berkata: "dari Nabi saw. Beliau bersabda: siapa yang tidak menyayangi orang yang kecil di antara kami dan tidak mengerti hak orang yang lebih besar di antara kami, maka ia bukan dari golingan kami." (HR. Abu Daud)


Tata krama atau etika dapat kita terapkan pada berbagai tempat dan situasi, seperti dalam pergaulan di sekolah, di rumah, di masyarakat, bahkan di media sosial.

Tata krama juga meliputi dalam berkomunikasi lisan maupun tulisan, serta dalam bersikap dan dalam berpakaian.

 A.    Tata Krama dalam Berkomunikasi Lisan.

Tata krama dalam berkomunikasi lisan sangat penting kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. karena setiap harinya kita pasti akan berhubungan langsung bersosialisasi dengan orang lain. dalam bersosialisasi pasti memerlukan komunikasi, dan cara komunikasi lisan dapat menggambarkan pribadi seseorang. tatakrama berkomunikasi juga dapat berpengaruh pada suasana pergaulan. Berikut contoh tatakrama berkomunikasi secara lisan:

a. menggunakan bahasa yang baik dan sopan, memilih kalimat yang tepat dan tidak menggunakan kata-kata kotor juga tidak menyinggung perasaan lawan bicara.

b. ketika berbicara dengan orang yang lebih tua, hendaklah kita menjaga pandangan mata dengan cara sedikit menunduk dan merendahkan volume suara.

c.  tidak boleh memposisikan diri lebih tinggi dari lawan bicara.

d. memperhatikan dan mengarahkan pandangan kepada lawan bicara dengan sopan. 

e. tidak mendominasi pembicaraan, berusaha menjadi pendengar yang baik dan memberikan kesempatan lawan bicara untuk berbicara. 

f. tidak memotong pembicaraan lawan bicara.

g. jika sedang berbicara lebih dari dua orang, maka tidak boleh berbisik-bisik berdua dan seakan mengacuhkan yang lain. 

h. menghindari tertawa terbahak-bahak.

i. ketika berkomunikasi menggunakan alat komunikasi (Hp/Telephone), biasakan ucapkan salam, mengenalkan diri, dan memastikan bahwa lawan bicara kita adalah orang yang kita maksud. dan untuk mengakhiri percakapan, ucapkan terima kasih dan ucapkan salam.


B.     Tata Krama Berkomunikasi di Media Sosial.

Sama seperti kita berkomunikasi secara langsung atau di dunia nyata, di dunia maya atau media sosial pun harus tetap mengedepankan sopan santun dan tata krama. seperti ketika kita memasang status di tweet, chatting, posting foto, vidio, link, tagging, memilih profile ficture, dll. menjaga etika dan tata krama di dunia maya atau media sosial dapat memberi kenyamanan karena saling menghormati dan menghargai antar pengguna layanan jejaring sosial. 

Oleh karena itu, pilihlah kalimat dan kata-kata yang baik dan bijak ketika menggunakan media sosial. dan jangan pernah mengunggah gambar/meme/foto yang dapat menimbulkan keresahan dan menyinggung orang lain.


C.    Tata Krama dalam Bersikap.

Tatakrama dalam bersikap juga merupakan hal yang sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. karena bersikap menyangkut cara menggunakan atau memposisikan bagian tubuh saat berinteraksi dengan orang lain. dan sikap merupakan bahasa tubuh yang dapat dilihat orang lain yang dapat menggambarkan kepribadian seseorang. seperti apa yang kita lakukan saat berbicara, cara duduk, cara berdiri, menggunakan kedua tangan dan kaki. 

berikut cara beberapa contoh bahasa tubuh yang harus diperhatikan ketika kita sedang berbicara dengan orang lain:

1. jangan menyilangkan kaki dan tangan

2. lakukan kontak mata secara singkat, jangan memandang berlama-lama

3. buatlah jarak kedua kaki, sehingga kita terlihat dalam keadaan nyaman 

4. posisikan badan agar terlihat nyaman sehingga kita tidak terliat tegang

5. Menganggukan kepala sekali-sekali ketika lawan bicara sedang bicara, sebagai tanda bahwa kita memperhatikan, mendengar, dan memahami apa yang dibicarakannya. 

6. tampakan raut wajah yang sesuai dengan kondisi dan situasi pembicaraan, seperti tertawa, tersenyum, atau bersedih.


D.    Tata Krama dalam Berpakaian.

Fungsi berpakain, selain memperindah jasmani manusia, juga berfungsi sebagai penutup aurat. sebagaiman Firman Allah Swt. dalam QS.Al-Araf: 26

يَٰبَنِيٓ ءَادَمَ قَدۡ أَنزَلۡنَا عَلَيۡكُمۡ لِبَاسٗا يُوَٰرِي سَوۡءَٰتِكُمۡ وَرِيشٗاۖ وَلِبَاسُ ٱلتَّقۡوَىٰ ذَٰلِكَ خَيۡرٞۚ ذَٰلِكَ مِنۡ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ لَعَلَّهُمۡ يَذَّكَّرُونَ ٢٦

Artinya:”Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.”

Adapun aurat adalah bagian tubuh yang harus ditutupi sehingga terjaga dari pandangan orang laki. Aurat laki-laki dewasa adalah antara pusar dan lutut, sedangkan aurat perempuan adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. 

Tata krama dalam berpakain merupakan cara berpakain yang sesuai dengan aturan yang berlaku di masyarakat. Sebagai seorang muslim, kita harus berpakaian sesuai dengan ketentuan dalam ajaran Islam. dan cara berpakaian sesorang dapat menggambarkan kepribadian seseorang. adapun aturan berpakain tersebut lebih mengarah pada nilai kesopanan, akhlak dan budi pekerti.

Berpakaian dan berhias merupakan keindahan tersendiri bagi manusia. Sesungguhnya Allah Swt. juga menyukai keindahan dan keseresaian. Oleh karena itu, Rasulullah selalu menganjurkan umatnya untuk selalu berpakaian dan berhias dengan rapih dan serasi hingga enak dipandang mata. 

Tata krama mengandung manfaat yang sangat besar, diantaranya:

a. membuat seseorang disegani, dihormati, disenangi, bahkan dicintai

b. menjalin hubungan baik dengan orang lain

c. meningkatkan kepercayaan diri

d. menciptakan suasana yang nyaman di mana pun kita berada.

e. dst.


2.      Santun.

Santun adalah berkata lemah lembut serta bertingkah laku halus dan baik. Kesantunan seseorang akan terlihat dari ucapan dan tingkah lakunya. Ucapannya lemah lembut, tingkah lakunya halus serta menjaga perasaan orang lain. Dapat disimpulkan bahwa santun mencakup dua hal, yakni santun dalam ucapan dan santun dalam perbuatan. Allah SWT mencintai sikap santun sebagaimana tertuang dalam hadist berikut :

Artinya : “Dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi SAW, bersabda kepada Al Asyaj Al Ashri : Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua sikap yang dicintai oleh Allah, yaitu Sifat Santun dan Malu” (H.R. Ibnu Majah).

Menjaga sopan santun sangat penting dalam pergaulan kita sehari-hari. kita akan dihormati dan dihargai mana kala kita  pun menjaga sopan santun. orang yang memiliki sopan santun akan mampu menempatkan dirinya dalam tempat dan dalam keadaan apapun.

Pergaulan sesama pelajar di sekolah akan harmonis dan indah apabila para pelajar memiliki sikap sopan dan santun. misal menyapa atau ketika masuk kelas ucapkan "Assalmu'alaikum" dengan wajah tersenyum. adik kelas menghormati kakak kelasnya, kakak kelas menghargai dan menyayangi adik kelasnya, mematuhi peraturan sekolah, menghormati Bapak/Ibu Guru, bertutur kata dengan lemah lembut, dll. 

Seorang anak wajib menghormati dan menyayagi kedua orang tuanya. Bertutur kata santun kepada keduanya merupakan bentuk rasa hormat dan sayang seorang anak kepada orang tuanya.

Ingatlah bahwa keridhoan Allah Swt adalah ridhonya orang tua. Oleh karena itu, sikap santun harus tetap kita jaga dan tunjukan untuk menghormati orang tua kita.

Selain kepada kedua orang tua, sikap santun juga tetap harus kita tunjukan dalam pergaulan di masyarakat. Karena sebagai mahluk sosial kita pasti akan membutuhkan orang lain, seperti sahabat, teman, dan tetangga. Ketika kita kesusahan maka tetangga terdekatlah yang akan membantu. Maka dari itu laksanakanlah hak dan kewajiban bertetangga. Jangan sakiti mereka dengan tingkah laku buruk kita.

Allah Swt memerintahkan kita untuk selalu bertutur kata yang baik kepada sesama manusia, sebagaiman Firman Allah Swt dalam QS. A-Baqoroh: 83

Artinya : “Dan (ingatlah) ketika kami mengambil janji dari bani Israil, “janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada orang tua, kerabat, anak- anak yatim, dan orang- orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat. “tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang. “ (Q.S. al-Baqarah/ 2: 83). 


Manfaat yang bisa diperoleh dari sikap santun, di antaranya:

a. Disenangi oleh orang lain dan mudah diterima oleh orang sekitar

b.Menunjang kesuksesan

c. Dicintai Allah Swt. dan Rasul-Nya


3. Malu

Malu adalah sifat mampu menahan diri dari perbuatan jelek, tercela, dan hina. Rasa malu merupakan bagian dari iman, karena rasa malu dapat mendorong seseorang untuk melakukan kebaikan dan mencegah diri dari kemaksiatan.

Perhatikan hadits berikut ini :

"Dari Abu Hurairah dari Nabi saw. Beliau bersabda: ciman adalah pokoknya, cabangnya ada tujuh puluh dan malu termasuk cabangnya iman." (HR. Muslim)


Hadist tersebut menegaskan bahwa malu merupakan cabangnya iman.

Selama rasa malu masih terpelihara dengan baik, maka pasti seseorang akan hidup dalam segala kebaikan. Dan sebaliknya, jika seseorang tidak punya rasa malu maka hidupnya akan selalu diliputi oleh perbuatan hina dan tercela. Seperti mengumbar aurat, berbohong, menipu, korupsi, dll.


Beberapa manfaat memiliki sifat malu:

a. Mencegah dari perbuatan tercela

b. Mendorong berbuat kebaikan

c. Mengantarkan seseorang menuju jalan yang diridoi oleh Allah Swt.




 

Menjaga Tatakrama, Sopan Santun, dan Rasa Malu
4/ 5
Oleh