Tangisan Rindu

Tangisan Rindu

Tangisan Rindu
Minggu, 11 April 2021

"Hidup mati ada dalam genggaman Ilahi. Hari ini, esok, atau pun nanti. Maka jalanilah hidup dengan penuh arti".

      Esok hari insyaaAllah sudah masuk bulan Ramadhan. Sudah kebiasaanku beserta keluarga, rasanya ada yang kurang jika tidak mengunjungi makam kedua orang tua dan mengucapkan selamat Ramadhan. Meski tidak hanya menjelang bulan puasa saja kami berziarah ke makam orang tua, karena kami selalu menyempatkan waktu untuk mengobati rasa rindu. Karena aku yakin, mereka juga pasti merasakan rindu yang sama. Selain itu, ketika melihat pemakaman yang terhampar sekaligus mengingatkan diri bahwa ada kematian setelah kehidupan. Kelak kita pun pasti akan kembali.

    Meski sering berziarah, tapi ziarah menjelang Ramadhan itu selalu terasa berbeda. Ketika berziarah ke makam orang tua, Aku tetap merasakan menyambut datangnya bulan suci yang selalu kami sambut dengan suka cita ketika masih bersama, meski tetap ada sesuatu yang hilang... kehangatan mereka, yaitu kedua orang tua.

    Kangen masa-masa suasana ketika Emi membuat bubur sumsum untuk Apa (suami tercinta), kolak biji salak, lontong sayur, dan gorengan untuk anak-anaknya, dan tak lupa es timun suri dengan sirup berwarna merah.

    Saat ziarah kemarin, tak terbendung air mata ini pun turun juga. Menahan rasa rindu dan rasa sesal di dalam dada. 

    Tangisku bukan karena tak ikhlas. Sungguh aku ikhlas mereka kembali kepada Sang Pemilik Kehidupan, aku yakin mereka lebih berbahagia di sisi-Nya. Namun tangisan ini karena rasa rindu dan penyesalan. Rindu, karena merasa kurang waktuku bersama mereka. Sesal, karena belum cukup membahagiakan tapi mereka sudah meninggalkan untuk kembali ke pada Sang Kholik. 

    Terlebih lagi, sebulan yang lalu Apa hadir di mimpiku. Subhanallah... terasa begitu nyata, wajahnya seperti sedih dan kecewa karena aku sudah lama tak mengunjunginya. Dalam mimpi itu beliau berkata "Sibuk amat, tos lami teu ameng ka rompok Apa" (Sibuk sekali, sudah lama tak berkunjung ke rumah Apa). Aku langsung terperanjat bangun dari tidurku. Astaghfirullahaladziim... sudah sekitar 6 bulan setelah pandemik covid-19 ini aku tak mengunjungi makamnya. Sebegitu rindunya hingga engkau hadir di mimpiku atau mungkin memang aku yang sudah sangat rindu namun belum sempat juga mengunjungi istana abadimu. Aku rindu, dan aku yakin kau merasakan hal itu.

    Apa... Emi... maafkan aku, yang sampai saat ini kadang lalai terhadap kalian. Kesibukanku mestinya tak jadi penghalang dan juga bukan suatu alasan. Do'aku semoga Apa dan Emi damai dan indah dalam kuburnya. Cinta kasih itu tak akan ku lupa hingga akhir waktuku pun tiba.

    Selamat bulan suci nan mulia๐ŸŒน๐ŸŒน insyaaAllah kita bersatu lagi kelak di Syurga. Aamiin.


#11-April-2021

#Hanya rindu... ๐Ÿฅบ๐Ÿฅบ๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜๐Ÿ™๐Ÿ™

*Selamat Menjalankan Puasa Ramadhan*

Tangisan Rindu
4/ 5
Oleh
Open Comments
Close comment

8 komentar

  1. Mengharukan sekali... Sampai kapanpun orang tua selalu ada di hati kita

    BalasHapus
  2. Terimakasih sudah mampir ibu๐ŸŒน๐ŸŒน๐Ÿ™๐Ÿ™ betul sekali... orang tua tak akan terganti

    BalasHapus
  3. Balasan
    1. Tetap semangat...๐Ÿ’ช๐Ÿ’ช jangan melupakan, krn mengenang itu indah๐ŸŒน

      Hapus
  4. Jadi inget lagi sm cerpennya Rindu Ilalang...sampai terharu dan selalu ada rindu buat sang Ilalang tersayang๐Ÿ˜˜

    BalasHapus
    Balasan
    1. ๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜ begitulah... kasih ilalang tak akan pernah hilang๐Ÿฅฐ

      Hapus
  5. Anak yang berbakti pasti mengunjungi orang tuanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ๐Ÿ™๐Ÿ™...Bahagialah... bu sri, masih lengkap keduanya๐Ÿฅฐ๐Ÿ™

      Hapus